Pada awalnya, cikal bakal Kota Metro adalah salah satu
bagian dari desa induknya yaitu Trimurjo, yang dibuka oleh Kolonisasi Belanda
pada tahun 1936. Pembentukan Metro sebagai desa yang berdiri sendiri adalah
bersamaan dengan pemisahan wilayah ini dari desa induknya pada hari Selasa
tanggal 9 juli 1937, yang sekaligus diresmikan sebagai pusat “Onder Districk”.
Sebelum menjadi kota administratif Metro, Metro merupakan
wilayah Kecamatan Metro Raya dengan 7 (tujuh) kelurahan dan 10 (sepuluh) desa.
Atas dasar Peraturan Pemerintah Nomor: 34 tahun 1986 dibentuk Kota
Administratif Metro yang terdiri dari 2 (dua) kecamatan yaitu kecamatan Metro
Raya dan Kecamatan Bantul yang diresmikan Mendagri tanggal 9 September 1987.
Kota Metro sebelumnya merupakan Kota administratif Metro
sebagai pemekaran dari Kabupaten Lampung tengah. Kota Metro terbentuk
berdasarkan UU RI No.12 tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Dati II Way
Kanan, Kabupaten Dati II Lampung Timur dan Kota Madya dati II Metro. Dengan terbitnya UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, maka
Kotamadya Daerah Tk. II Metro menjadi Kota Metro.
Peresmiannya dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri saat
itu (Let. Jend. TNI Syarwan Hamid) atas nama Presiden RI di Jakarta
pada tanggal 27 April 1999 bersama-sama dengan 10 (sepuluh) Kabupaten/kota
lainnya di Indonesia. Pada saat peresmian tersebut sekaligus dilaksanakan
pelantikan pejabat Kepala Daerah yaitu Drs.
Mozes Herman dan setelah diadakan pemilihan,terpilih Drs.
Mozes Herman dan Lukman Hakim, SH. Sebagai Walikota dan Wakil Walikota Metro
yang dilantik oleh Gubernur Lampung atas nama Mendagri pada tanggal 6 Maret
tahun 2000. Walikota dan Wakil Walikota Metro yang ke-2 dengan periode jabatan
2005 – 2010 adalah Lukman Hakim, SH. MM dan Djohan SE, MM.
Walikota dan Wakil Walikota pada periode 2010-2015 yang menjabat adalah Lukman Hakim, SH.
MM dan
Drs. R. Saleh Chandra Pahlawan.
2.1.1
Kondisi Wilayah
A.
Geografi
Secara
geografis Kota Metro terletak diantara 105017’ sampai dengan 105019’
bujur timur dan 506’ sampai dengan 508’ lintang selatan,
Kota Metro meliputi areal daratan seluas 68,74 Km2, terletak pada
bagian tengah Propinsi Lampung, yang berbatasan dengan:
a.
Sebelah Utara berbatasan dengan
Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah dan Kecamatan Pekalongan Kabupaten
Lampung Timur.
b.
Sebelah
Selatan berbatasan dengan Kecamatan Metro Kibang Kabupaten Lampung Timur.
c.
Sebelah
timur berbatasan dengan Kecamatan Pekalongan
dan Batang Hari Kabupaten Lampung Timur
d.
Sebelah Barat berbatasan dengan
Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah.
Wilayah
Kota Metro berkembang di atas lahan pertanian, yang sebagian besar berupa sawah
irigasi teknis dan produktif. Perkembangan ini makin dipercepat oleh
pembangunan jaringan jalan dan sarana prasarana transportasi kota. Kepadatan
bangunan paling tinggi terdapat di pusat kota (Metro Pusat), yang terdiri dari
pusat perniagaan, perkantoran, perumahan, pendidikan, dan bangunan lainnya.
Kota
Metro beriklim tropis, sebagaimana kondisi iklim wilayah Provinsi Lampung pada
umumnya. Secara terperinci kondisi iklim di Kota Metro terletak di garis
katulistiwa pada posisi 50 Lintang Selatan yang beriklim Humid
Tropis, dengan arah angin laut yang bertiup dari Samudra Indonesia dan Laut
Jawa. Pada bulan November sampai Maret angin bertiup dari arah Barat dan Barat
Laut, sedangkan pada bulan Juli sampai
Agustus bertiup dari arah Timur dan Tenggara. Kecepatan angin rata-rata 5,83
km/jam.
Pada
ketinggian antara 30-62 meter dari permukaan laut, temperatur udara rata-rata
berkisar 260C-280C, dengan suhu udara rata-rata siang
hari 280C. Temperatur maksimum yang sangat jarang dialami adalah 330C
dan temperatur minimum 220C. Kelembaban udara rata-rata berkisar
antara 80%-88% dan akan semakin tinggi pada tempat yang lebih tinggi. Rata-rata
curah hujan Kota Metro adalah antara 1.921,07 mm per tahun.
Bulan
hujan berkisar antara September sampai Mei dengan curah hujan tertinggi pada
Januari sampai Maret, sedangkan bulan kering terjadi pada Juni sampai Agustus. Wilayah
Kota Metro dibatasi oleh aliran sungai Way Sekampung pada bagian Selatan dan
Way Raman di sebelah Utara. Selain itu dalam wilayah Kota Metro mengalir sungai
Way Batanghari dan Way Bunut.
Pada musim kemarau debit air Way Batanghari mencapai 9-10 m3/detik dan pada
musim hujan mencapai 500 m3/detik, sedangkan debit Way Bunut pada musim kemarau
mencapai 5-6 m3/detik dan pada musim hujan mencapai 100-200 m3/detik.
Wilayah yang dialiri kedua sungai tersebut tersebar merata di seluruh
wilayah Kota Metro dengan arah aliran ke arah Timur. Keberadaan sungai di Kota
Metro sangat menunjang pengembangan sektor pertanian, khususnya sub sektor pertanian
tanaman pangan.
Ketinggian wilayah Kota Metro berkisar antara 25 meter sampai 75 meter dari
permukaan laut, yang sebagian besar wilayahnya datar dengan kemiringan antara
0-5%. Hanya sedikit wilayah yang berombak sampai bergelombang, yaitu di bagian
Utara dan Selatan kota dengan kemiringan antara 6-15% Dinas
Petanian, Perikanan Dan Kehutanan mempunyai Visi dan Misi Kota Metro sebagai berikut
1 Comments
Sejarah Dinas Pertanian Kota Metro >>>>> Download Now
>>>>> Download Full
Sejarah Dinas Pertanian Kota Metro >>>>> Download LINK
>>>>> Download Now
Sejarah Dinas Pertanian Kota Metro >>>>> Download Full
>>>>> Download LINK
Bagaimana Pendapat Anda ?