kamera digital

Wednesday 14 January 2015

1 SEJARAH DINAS PERTANIAN KOTA METRO


Pada awalnya, cikal bakal Kota Metro adalah salah satu bagian dari desa induknya yaitu Trimurjo, yang dibuka oleh Kolonisasi Belanda pada tahun 1936. Pembentukan Metro sebagai desa yang berdiri sendiri adalah bersamaan dengan pemisahan wilayah ini dari desa induknya pada hari Selasa tanggal 9 juli 1937, yang sekaligus diresmikan sebagai pusat “Onder Districk”.
Sebelum menjadi kota administratif Metro, Metro merupakan wilayah Kecamatan Metro Raya dengan 7 (tujuh) kelurahan dan 10 (sepuluh) desa. Atas dasar Peraturan Pemerintah Nomor: 34 tahun 1986 dibentuk Kota Administratif Metro yang terdiri dari 2 (dua) kecamatan yaitu kecamatan Metro Raya dan Kecamatan Bantul yang diresmikan Mendagri tanggal 9 September 1987.
Kota Metro sebelumnya merupakan Kota administratif Metro sebagai pemekaran dari Kabupaten Lampung tengah. Kota Metro terbentuk berdasarkan UU RI No.12 tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Dati II Way Kanan, Kabupaten Dati II Lampung Timur dan Kota Madya dati II Metro. Dengan terbitnya UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, maka Kotamadya Daerah Tk. II Metro menjadi Kota Metro.

Peresmiannya dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri saat itu  (Let. Jend. TNI Syarwan Hamid) atas nama Presiden RI di Jakarta pada tanggal 27 April 1999 bersama-sama dengan 10 (sepuluh) Kabupaten/kota lainnya di Indonesia. Pada saat peresmian tersebut sekaligus dilaksanakan pelantikan pejabat Kepala Daerah yaitu Drs. Mozes Herman dan setelah diadakan pemilihan,terpilih Drs. Mozes Herman dan Lukman Hakim, SH. Sebagai Walikota dan Wakil Walikota Metro yang dilantik oleh Gubernur Lampung atas nama Mendagri pada tanggal 6 Maret tahun 2000. Walikota dan Wakil Walikota Metro yang ke-2 dengan periode jabatan 2005 – 2010 adalah  Lukman Hakim, SH. MM dan Djohan SE, MM. Walikota dan Wakil Walikota pada periode 2010-2015 yang menjabat adalah  Lukman Hakim, SH. MM dan Drs. R. Saleh Chandra Pahlawan.
2.1.1 Kondisi Wilayah
A.  Geografi
Secara geografis Kota Metro terletak diantara 105017’ sampai dengan 105019’ bujur timur dan 506’ sampai dengan 508’ lintang selatan, Kota Metro meliputi areal daratan seluas 68,74 Km2, terletak pada bagian tengah Propinsi Lampung, yang berbatasan dengan:
a.              Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah dan Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur.
b.             Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Metro Kibang Kabupaten Lampung Timur.
c.              Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Pekalongan dan Batang Hari Kabupaten Lampung Timur
d.             Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah.
Wilayah Kota Metro berkembang di atas lahan pertanian, yang sebagian besar berupa sawah irigasi teknis dan produktif. Perkembangan ini makin dipercepat oleh pembangunan jaringan jalan dan sarana prasarana transportasi kota. Kepadatan bangunan paling tinggi terdapat di pusat kota (Metro Pusat), yang terdiri dari pusat perniagaan, perkantoran, perumahan, pendidikan, dan bangunan lainnya.
Kota Metro beriklim tropis, sebagaimana kondisi iklim wilayah Provinsi Lampung pada umumnya. Secara terperinci kondisi iklim di Kota Metro terletak di garis katulistiwa pada posisi 50 Lintang Selatan yang beriklim Humid Tropis, dengan arah angin laut yang bertiup dari Samudra Indonesia dan Laut Jawa. Pada bulan November sampai Maret angin bertiup dari arah Barat dan Barat Laut, sedangkan  pada bulan Juli sampai Agustus bertiup dari arah Timur dan Tenggara. Kecepatan angin rata-rata 5,83 km/jam.
Pada ketinggian antara 30-62 meter dari permukaan laut, temperatur udara rata-rata berkisar 260C-280C, dengan suhu udara rata-rata siang hari 280C. Temperatur maksimum yang sangat jarang dialami adalah 330C dan temperatur minimum 220C. Kelembaban udara rata-rata berkisar antara 80%-88% dan akan semakin tinggi pada tempat yang lebih tinggi. Rata-rata curah hujan Kota Metro adalah antara 1.921,07 mm per tahun.
Bulan hujan berkisar antara September sampai Mei dengan curah hujan tertinggi pada Januari sampai Maret, sedangkan bulan kering terjadi pada Juni sampai Agustus. Wilayah Kota Metro dibatasi oleh aliran sungai Way Sekampung pada bagian Selatan dan Way Raman di sebelah Utara. Selain itu dalam wilayah Kota Metro mengalir sungai Way Batanghari dan Way Bunut.
Pada musim kemarau debit air Way Batanghari mencapai 9-10 m3/detik dan pada musim hujan mencapai 500 m3/detik, sedangkan debit Way Bunut pada musim kemarau mencapai 5-6 m3/detik dan pada musim hujan mencapai 100-200 m3/detik.

Wilayah yang dialiri kedua sungai tersebut tersebar merata di seluruh wilayah Kota Metro dengan arah aliran ke arah Timur. Keberadaan sungai di Kota Metro sangat menunjang pengembangan sektor pertanian, khususnya sub sektor pertanian tanaman pangan.

Ketinggian wilayah Kota Metro berkisar antara 25 meter sampai 75 meter dari permukaan laut, yang sebagian besar wilayahnya datar dengan kemiringan antara 0-5%. Hanya sedikit wilayah yang berombak sampai bergelombang, yaitu di bagian Utara dan Selatan kota dengan kemiringan antara 6-15% Dinas Petanian, Perikanan Dan Kehutanan mempunyai Visi  dan Misi Kota Metro sebagai berikut

1 Comments

Anonymous said...

Sejarah Dinas Pertanian Kota Metro >>>>> Download Now

>>>>> Download Full

Sejarah Dinas Pertanian Kota Metro >>>>> Download LINK

>>>>> Download Now

Sejarah Dinas Pertanian Kota Metro >>>>> Download Full

>>>>> Download LINK

Bagaimana Pendapat Anda ?